DESA PEJENG TEMPLE (PURA DESA PEJENG - BALI)

Nama Pejeng mulai dikenal dunia sejak 1705 melalui laporan naturalis Belanda GE Rumphias berjudul Amboinsche Reteitkamer. Dalam laporan tersebut, Rumphius menyebut keberadaan genderang (nekara) berbahan perunggu yang kemudian hari disebut Bulan Pejeng. Rumphius sendiri belum pernah melihat benda tersebut. Dia mendapat informasi dari orang lain yang menyatakan bahwa di Pejeng ada benda misterius dari perunggu. Benda ini dianggap meteorit dan bidang pukulnya yang bulat dianggap sebagai bulatan roda. Rumphius menulis, benda ini semula tergeletak di tanah, tidak seorang pun yang berani memindahkan karena takut mendapat celaka. Penemuan Bulan Pejeng ini seperti “pembuka pintu” masuk ke zaman Bali Kuno, bahkan zaman Pra-Sejarah. Inventarisasi kepurbakalaan yang dilakukan Oudheidkundige Dienst (OD) atau Jawatan Purbakala Pemerintah Hindia Belanda, yang kemudian diteruskan oleh Balai Kepurbakalaan Indonesia, menemukan kenyataan yang mengejutkan: Desa Pejeng memiliki peninggalan arkeologis yang amat beragam dan
Back to Top